Pengertian Belajar
Ada beberapa pengertian yang terkait dengan belajar di mana
para ahli mengemukakan definisi belajar yang berbeda-beda. Namun, tampaknya ada
semacam kesepakatan di antara mereka yang menyatakan bahwa perbuatan belajar
mengandung perubahan dalam diri seseorang yang telah melakukan perbuatan
belajar. Perubahan itu bersifat intensional, positif-aktif, dan
efektif-fungsional. Sifat intensional berarti perubahan itu terjadi karena
pengalaman atau praktik yang dilakukan pelajar dengan sengaja dan disadari,
bukan kebetulan. Sifat positif berarti perubahan itu bermanfaat sesuai dengan
harapan pelajar, di samping menghasilkan sesuatu yang baru yang lebih baik
dibanding yang telah ada sebelumnya. Sifat aktif berarti perubahan itu terjadi
karena usaha yang dilakukan pelajar, bukan terjadi dengan sendirinya seperti
karena proses kematangan. Sifat efektif berarti perubahan itu memberikan
pengaruh dan manfaat bagi pelajar. Adapun sifat fungsional berarti perubahan
itu relatif tetap serta dapat direproduksi atau dimanfaatkan setiap kali
dibutuhkan. (Suparta dan Aly, 2008:27).
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannnya,
pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan
kemampuannnya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada
pada individu.
Oleh sebab itu belajar adalah proses yang aktif, belajar
adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.
Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui
berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami
sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita berbicara bagaimana
mengubah tingkah laku seseorang. (Sudjana,2000: 28).
Sementara itu Gredler (1991:1) mendefinisikan belajar adalah
proses orang memperoleh kecakapan, ketrampilan, dan sikap. Rosyada dengan
mengutip pendapat Kochhar menyatakan belajar adalah sebuah proses yang
dengannnya organisme memperoleh bentuk-bentuk perubahan perilaku yang cenderung
terus mempengaruhi model perilaku umum menuju pada sebuah peningkatan.
Perubahan perilaku tersebut terdiri dari berbagai proses modifikasi menuju
bentuk permanent, dan terjadi dalam aspek perbuatan, berpikir, sikap, dan
perasaan. Akhirnya dapat dikatakan bahwa
belajar itu tiada lain adalah memperoleh pengalaman baru. (Rosyada, 2004: 98).
Definisi yang hampir sama dikemukan oleh Sanjaya (2009:57), menurutnya belajar
adalah proses perubahan tingkah laku. Namun demikian kita akan sulit melihat
bagaimana proses terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang, oleh
karena perubahan tingkah laku berhubungan dengan perubahan sistem syaraf dan
perubahan energi yang sulit dilihat dan diraba. Oleh sebab itu, terjadinya
proses perubahan tingkah laku merupakan suatu misteri, atau para ahli psikologi
menamakannya sebagai kotak hitam (black box).
Menurut Skinner yang dikutip Dimyati dan Mudjiono (2006:9),
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam
belajar ditemukan adanya hal berikut:
i.
kesempatan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar,
ii.
respon
si pebelajar, dan
iii.
konsekuensi
yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang
menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respon si
pembelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respon yang tidak baik
diberi teguran dan hukuman.
E.R. Hilgard mendefinisikan belajar sebagai berikut : Learning
is the process by which an activity originates or is changed through training
procedures (wheter in the laboratory or in natural environment) as
distringuisted from changes by factor not attributable to training. Menurut
Hilgard belajar adalah proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang
melalui prosedur latihan sehingga terjadi perubahan dalam diri. Baik belajar
itu dilakukan dalam laboratorium atau dalam lingkungan alami dimana proses
belajar itu terjadi. Perubahan itu dapat terjadi karena faktor- faktor yang
bukan berasal dari latihan (Rasyad, 2003: 29).
Batasan yang senada dikemukakan Winkel
(1996:53) bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.
Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Belajar bukan sekedar mengumpulkan
pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi pada diri seseorang,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi
karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Proses
belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat.
Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak
dapat disaksikan hanya mungkin bisa disaksikan lewat gejala-gejala perubahan
perilaku yang nampak.
Dalam buku Theories of Learning Hilgard dan Bower
mengemukakan: “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah
laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang
(misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).” (Purwanto, 1994:84).
Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning (1977)
menyatakan bahwa “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan
isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannnya
(performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu
sesudah ia mengalami situasi tadi”. (Atmowidjoyo, 2009 : 75).
James L Mursell dalam bukunya Succesfull Teaching
berpendapat: Learning is experience, exploration and discovery. Belajar
adalah upaya dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri
sendiri dan memperoleh sendiri. Dengan ini kegiatan belajar harus melalui
pengalaman, menelusuri yang dipelajari dan akhirnya akan menemukan yang
dipelajari. Maka Mursell mengingatkan kepada orang yang melakukan perbuatan
belajar agar aktif dalam mencari dan menemukan ilmu yang dibutuhkan seperti
yang dilakukan oleh Thomas Alva Edison. Dengan kegigihannya ia akhirnya
menemukan prinsip-prinsip dasar listrik yang dewasa ini menjadi tulang punggung
teknologi. Dengan konsep belajar Mursell ini setiap orang yang belajar haruslah
proaktif baik belajar mandiri (self study)
maupun bersama dengan guru (formal).
(Rasyad, 2003: 29).
Sementara itu Henry E. Garrett dalam General Psychology
mengatakan: Learning is the process which, as a result of training and
experience, leads to new or changed responses. Menurut Garrett bahwa
belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui
latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara
mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. (Rasyad, 2003:29).
Morgan dalam bukunya Introduction to Psychology
(1978) sebagaimana yang dikutip Atmowidjoyo (2007:1) mengemukakan:” Belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Hal senada dikemukakan
Witherington dalam bukunya Educational Psychology mendefinisikan belajar
adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu
pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian
atau suatu pengertian. (Atmowidjoyo, 2007:1).
Lester D. Crow dan Alice Crow mendefinisikan: learning is
the acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya
untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap. Upaya yang
dilakukan seorang yang belajar untuk memperoleh berbagai kebiasaan, ilmu dan
sikap di atas dilakukan dengan cara-cara tertentu, sehingga hambatan yang
ditemukan dalam proses belajar dapat di atasi, sehingga akan menimbulkan suatu
perubahan dalam dirinya dalam mereaksi terhadap situasi belajar yang
dialaminya. Bila situasi belajar itu sesuai dengan harapan yang bersangkutan,
maka terjadi sedikit banyak perubahan dalam dirinya, baik dalam prilaku,
tingkah laku maupun psikomotornya. (Rasyad, 2003 : 30).
Harold Spears mengartikan : learning is to observe, to
read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow
direction. Dengan kata lain, bahwa belajar adalah adalah mengamati,
membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikutio arah tertentu (Suprijono,
2009:2). Sementara itu Morgan sebagaimana dikutip Suprijono (2009 : 3) memberi
batasan belajar sebagai berkut: Learning is relatively permanent
change in behavior that is result of past experience, yaitu belajar adalah
perubahan perilaku yang bersifat permanent sebagai hasil dari pengalaman.
Piaget sebagaimana yang dikutip Dimyati dan Mudjiono (2006:13), berpendapat
bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi
terus menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan.
Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin
berkembang.
Good dan Brophy dalam bukunya Educational Psychologi mengemukakan arti
belajar sebagai berikut: “Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat
dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang
mengalami belajar.”
Untuk memahami kegiatan yang disebut
belajar perlu dilakukan analisis untuk menemukan persoalan-persoalan apa yang
terlibat di dalam kegiatan belajar itu. Di muka telah dikatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses sudah barang tentu harus ada yang
diproses (masukan atau input), dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau
output). Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan belajar itu dengan
strategi analisis sistem. Dengan strategi sistem ini sekaligus kita dapat
melihat adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar. (Atmowidjoyo, 2007 : 2).